MATA LELAKI

Normal

Tuesday, May 6, 2008

Pesona " Betis"




Jantung Ken Arok berdegup kencang saat menaiki kereta kencana kain yang dikenakan Ken Dedes tersingkap dan memperlihatkan betis yang langsat dan bercahaya, tenggorokannya terasa kering. Semakin lama Ken Arok "meresapi" apa yang dilihatnya, semakin angan dan obsesinya melambung, "Dia harus jadi milikku" (batinnya).

Legenda di atas hanya salah satu gambaran begitu "bernilainya" betis wanita. Terus terang saja Saya dan mungkin sebagian besar lelaki setuju bahwa bagian tubuh wanita yang satu inilah yang sering pertama kali kita jadikan "item" penilaian terhadap fisik seorang wanita. Saat kita mengamati "obyek penilaian" kita, meskipun yang terlihat pertama kali wajah yang cantik, body yang aduhai, namun jika ternyata betisnya "mbladus" tak terawat, mungkin yang tadinya dia akan kita beri nilai 8, jadi langsung anjlok nilainya menyadi nilai 6 (kaum lelaki memang kadang belagu, sok menilai...ha.hha....wajarlah kita kan lelaki normal).

Sebaliknya, jika kita mengenal wanita yang wajahnya biasa2 saja, bodinya biasa juga, namun bila ternyata betisnya bersih, halus dan mulus. Mungkin yang tadinya dia kita nilai 6 bisa naik nilainya menjadi 7 lah....setuju kan? jangan pelit2 lah ngasih nilai.

Penghargaan terhadap betis wanita pun cukup "diakui" sebagai penyegaran terhadap publik, terutama dalam pelayanan/jasa bisnis. Contoh yang jelas adalah Jasa penerbangan, Seragam Pramugari dirancang sedemikian rupa sehingga "dewi2" ini terlihat cantik,anggun, seksi dan ramah, namun meskipun gaunnya cukup panjang menutup tubuhnya, ada satu tempat khusus yang disediakan untuk betis. Jadi gaun tersebut tetap dibuat bukaan agar betis-betis mereka tetap leluasa kita nikmati. Yah....tentu saja bukaan itu bukan terutama untuk semata pamer betis lah, logika-nya kalau kain yang menutup tubuh para pramugari itu tidak dibuat bukaan dibetisnya so pasti mereka bakalan repot berjalan, bakalan kesandung2 melangkah kan? ha..ha...Namun meskipun "suguhan" betis itu tidak mungkin bisa di klaim untuk menghibur para pelanggan. Namun bagi saya orang awam dan lelaki normal, hal itu sungguh penting, karena penyegaran mata tetap diperlukan, tentu saja hal itu masih dalam batas kesopanan lah. Cukup bisa dibedakan dengan para SPG (Promotion Girl) yang "lebih cenderung" bukan pamer betis, namun paha-nya juga dipersilahkan untuk dilihat, begitu juga Customer Servis Perusahaan2 yang kadang Kostumnya juga seperti itu. Menurut Saya sih itu agak kurang sopan, bukan berarti saya nggak suka nglihatnya lho, namun kurang pantaslah. Dan yang tentu bikin kita serba salah, "MAU LIHAT MALU, NGGAK LIHAT KOK RUGI", jadinya "lihat tapi sembunyi2 kan?"....ha..ha..

Dalam teori ataupun seni bercinta pun betis wanita pun mempunyai porsi yang cukup besar untuk di eksplorasi, meski Saya bukan "ahli kamasutra" namun Saya yakin akan hal itu. Sentuhan terhadap bagian tubuh ini cukup membuat sensasi bagi pasangan kita atau kenikmatan bagi kita sendiri.

Tidak ketinggalan para Sutradara film pun sering "memanfaatkan" bagian tubuh ini untuk di beri porsi lebih dalam adegan panas/dewasanya. Sebab dengan mengeksplorasi bagian tubuh ini pesan dalam adegan bercinta tersebut dapat dengan indah disampaikan dan tentu saja peluang lolos sensornya besar, karena tidak vulgar dan mengedepankan pornografi.

Mungkin masih banyak alasan yang menunjukkan bahwa betis wanita adalah penting, dan menduduki peringkat atas bagian tubuh wanita yang paling sering dilihat laki2 saat "menilai" fisik wanita. Sejuta kata untuk betis yang indah.






Bekasi, 08 Mei 2007

Mata lelaki memang "sering" nakal.....




Pesona Reporter/Penyiar Wanita







Saat menonton/memperhatikan siaran berita atau dialog di televisi ada satu hal yang begitu Saya nikmati selain materi yang disajikan. Saya kurang tahu apakah anda juga merasakan hal yang sama seperti saya saat acara tersebut dibawakan oleh reporter/pembawa acara yang beberapa di antaranya mempunyai pesona dan daya tarik di atas rata-rata. Ada sesuatu yang mereka miliki tentu saja selain kecerdasan/knowledge (seorang penyiar/reporter bisa dipastikan mempunyai kecerdasan yang memenuhi syarat untuk melakukan tugasnya), apa itu? cukup sulit untuk menyebut secara spesifik tentang apa yang mereka miliki, yang jelas saat menikmati acara mereka, Saya/mungkin mewakili sebagian penonton laki2 merasa betah didepan televisi. Wajah yang "ayu" penuh senyum saat bertugas, Saya yakin itu memang sudah menjadi "standar" bagi mereka, namun beberapa ada yang mempunyai lebih dari sekedar standar wajah menarik, senyum, penguasaan materi, suara yang empuk dan sopan. Itulah dia yang merupakan "kelebihan khusus" yang sulit di sebut dengan satu kata saja. Mungkin bisa disebut "inner beauty", atau "sex appeal" mungkin? atau "woman magnet"? ah masih ada lagi yang lain. Bukan cuma kata itu yang bisa mendefinisikan kelebihan mereka, yang jelas saat "menikmati" pesona mereka seorang laki2 bisa kagum, tertarik, bahkan kalau mau jujur kadang angan2 liar lelaki normal bisa mengembara saat memelototi senyum mereka.

"Selamat malam bapak, terima kasih telah bergabung di acara kami", begitulah kira2 kata2 lembut yang diucapkan oleh Rahma Sarita ("bidadari" dari Metro TV). Saya yakin pemirsa yang telepon tersambung langsung tersebut deg2an terlebih dahulu sebelum menjawab. Dan seperti yang Saya bilang tadi, kita sebagai laki2 kadang melamun saat melihat senyum mereka..."ah andaikan saja saat bangun tidur disamping kita ada Rahma Sarita yang sedang "pulas terpejam" disamping kita, atau andai saja Kania Sutisnawinata "luluh lantak" dalam pelukan kita atau andai saja Fessy Alwi yang suka ada di berita malam ANTV tidur di dada kita dan kita belai mesra rambutnya..."

Mohon maaf andai ada yang "benaknya" beda dengan Saya, namun itu hanya ungkapan jujur dari mungkin saja wakil laki2 yang suka dengan acara berita atau dialog di televisi. Tentu saja tidak melulu "pesona" mereka yang kita lumat habis, namun materi yang disuguhkan tetap saja harus "nyantol" di otak kita, bahkan mungkin lebih cepat mencerdaskan dan menajamkan memori kita akan materi yang dengan ramah dilontarkan dari bibir indah mereka.


Mereka memang hadir untuk kita.
Terima kasih "bagi kalian penyiar idaman", kalian telah berperan meningkatkan minat pemirsa untuk menyerap pengetahuan dengan menonton acara kalian.